“KATA CINTA TERAKHIR”
“UNTUKKU”
Derak jantungku semakin cepat dan menjadi-jadi. Aku tak tahu apa yang akan terjadi?
Semakin malam, hatiku semakin gelisah tetapi aku mencoba berfikir positif. “mungkin ini cuma kebetulan saja”.
Ketika pagi menjelang, akupun bergegas pergi sekolah. Karena ini awal pagi yang menyenangkan. Setibanya di sekolah aku bertemu Mawar, dia adalah cewekku. Terlihat wajah yang berbeda dari biasanya, hatikupun bertanya “Mawar ada apa ys, tumben?”
Bel istirahat yang aku tunggu tiba, biasanya Mawar sering ke kelasku tetapi kali ini dia tak kunjung datang. Perasaanku menjadi-jadi ........ aku khawatir dengan Mawar. Tanpa ada rencana, aku langsung menghampiri Mawar ke kelasnya, tetapi percuma tidak ada Mawar di sana.
“Dev, Mawar kemana?” tanyaku kepada Devi sahabat dan juga teman sekelas Mawar.
“Kamu cowoknya malah tidak tau kalau Mawar sedang sakit, dia tadi pulang diantar satpam,” jawab Devi.
Ternyata kekhawatiranku kali ini benar, dia jatuh sakit lagi.
Tet...tet...tet... bel bunyi tanda istirahat sudah usaipun ku dengar. Aku langsung pergi ke kelas. Pelajaranpun mulai kembali, tetapi setiap ada pelajaran aku tidak dapat berkonsentrasi lagi. Hati dan perasaanku galau, tak sedikitpun tenang memikirkan kondisi Mawar. Mawar....Mawar....dan Mawar yang hanya ada di otakku.
Bel pulang yang aku tunggu-tunggupun berbunyi, dan aku bergegas pulang. Setibanya di rumah, HP di tanganku bergetar, ternyata ada sms dari sahabat Mawar. “Angga, aku tadi dapat telepon dari Ibunya Mawar, ternyata Mawar sekarang dibawa dan dirawat di rumah sakit”. Setelah membaca sms Devi, hatikupun menjadi sangat gelisah. Tanpa berpikir panjang, aku bergegas ke rumah sakit tanpa berganti pakaian.
Aku bertemu Devi sudah di depan ruang rawat Mawar. Devi sedang menangis. Melihat itu, hatiku semakin cemas dan bingung, apa yang terjadi???
“Dev, ada apa dengan Mawar???
Pintu rawat Mawar aku buka secepat mungkin. Ternyata dokter sedang memeriksa Mawar dan mengatakan kalau Mawar menderita kanker otak yang sangat parah stadium 4.
Air matakupun tak dapat ku bendung lagi, semuanya aku tumpahkan dalam pelukan Mawar yang terbaring tak berdaya.
Aku tak menyangka Mawar yang sangat ceria, sekarang terbaring lemas tak berdaya.
Aku melihat jam sudah menunjukkan pul tiga sore atau pukul 15.00, akupun pulang dari rumah sakit. Tepat hari Minggu aku menjenguk Mawar lagi, tetapi Mawar tertidur pulas. Akupun tetap memandangnya karena aku tak tega untuk membangunkannya.
Setelah beberapa minggu Mawar dirawat di rumah sakit, dan pada hari Senin dia sudah masuk kembali untuk bersekolah. Wajahnya sudah kembali ceria dan berseri-seri seperti biasanya.
Aku tak menduga Mawar sembuh begitu cepat. Aku sanagt senang melihat kesembuhan Mawar, tetapi kenapa dia tak sedikitpun menghiraukan aku, “apa karena penyakit kanker pada otaknya sehingga memori indah bersamaku hilang begitu saja.......???”
“Ahhh... itu tidak mungkin terjadi” ucapku sambil aku menyadarkan diri dari lamunanku.
Setiap aku bertemu Mawar, tak sedikitpun Mawar melihatku. Dia malah memalingkan wajahnya. Tak ada senyum yang berkembang lagi untukku dari Mawar. Hatiku gelisah dan takut dengan semua ini. Aku takut jika dugaanku kali ini benar lagi.
“Dia lupa....”
Waktu terus berputar, hari terus berganti tetapi Mawar tak sedikitpun berubah seperti dulu. Aku mencoba untuk memberi Mawar waktu agar semuanya kembali seperti dulu lagi.
Ketika pelajaran pertama dimulai, HP dikantongku bergetar. Waktu ku lihat...
“Nanti pulang sekolah, tunggu aku di gerbang.” Sms dari Mawar, yang dikirimnya kepadaku sampai berulang empat kali.
Aku tak sempat membalasnya. Dan sesekali aku memandang jam. “ayo...cepat...cepat...”kata-kata itu yang ada di pikiranku . aku ingin bertemu Mawar, aku rindu dia.
Tet....tet....tet... bel tanda waktu pulang yang sangat ku tunggu akhirnya berbunyi. Akupun bergegas keluar dan menemui Mawar di gerbang sekolah.
Tetapi,apa yang ku lihat, dia tak ada di situ. Aku sangat kecewa.
“Apa dia cuma ingin mangerjaiku?”
Drttt...tttt.....tttt...getar HP ku ternyata sms dari Mawar.
“Angga, maafkan aku, aku tidak bisa menepati janji.” “Apa kamu masih mencintaiku? Karena aku menderita penyakit kanker otak yang sangat parah, dan hidupku juga tinggal menghitung hari saja.”
“Aku selalu mencintaimu Mawar, bagaimanapun kamu sekarang seselit apapun kamu sekarang, Percayalah” hanya kata-kata itu yang terlontar.
Ketika aku duduk di kantin sekolah, Devi mengajak aku untuk ke rumah sakit. Ternyata penyakit Mawar kambuh lagi, dia dirawat lagi di sana.
Aku tetap menunggu Mawar di rumah sakit. Tepat pukul empat pagi (04.00), Mawar menangis melihatku sedang mengaji di sampingnya.
“Angga aku ingin ke taman?” Mawar meminta dengan nada berbisik.
“Ayo, kita kesana jika kamu memintanya.” Kataku sambil membopong Mawar.
Aku dan Mawar duduk bersama di taman, melihat bunga-bunga yang sedang mekar. Dia tidur di bahuku, sambil membisiku satu kata indah “Angga aku sayang kamu”. Akupun hanya menjawab dengan senyuman manis.
Ketika pagi datang, Mawar ingin kembali ke kamarnya. Dia tertidur nyenyak tak seperti biasanya. Akupun memanggil dokter, ternyata Mawar lagi-lagi ngedrop. Kondisinya sangat mengkhawatirkan. Aku tak menyangka, dia terbangun dan membelai lembut rambutku, sambil berkata “AKU CINTA KAMU”
Oksigen mawar mendadak berhenti, mata Mawar terpejam seakan tidur untuk selamanya. Dokter dan suster ku panggil cepat...cepat...!!!
“Sabar ya..., dia sudah pergi jauh” kata dokter.
Mendengar kata-kata itu, aku tak percaya.
“Mawar .....Mawar....Mawar .....!!! jangan tinggalkan aku”
“Aku juga cinta kamu, tetapi kenapa kamu pergi” teriakku sambil berusaha membangunkan Mawar.
Tak ada gunanya, Mawar sudah pergi untuk selama-lamanya.
“Mawar, asal kamu tau aku sangat mencintaimu. Ragamu tak ada di sini, tapi kau selalu ada di dalam hatiku untuk selamanya. Mawar... AKU CINTA KAMU....!!!”
BY : RICA ISTIQAMAH
0 komentar:
Posting Komentar